Pencarian Berita

GDPR Compliance

We use cookies to ensure you get the best experience on our website. By continuing to use our site, you accept our use of cookies, Privacy Policy, and Terms of Service.

Shopping cart

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Konflik Israel - Iran Kian Memanas. 42 WNI Terjebak di Tel Aviv

Penulis: Heriyoko • Editor: Heriyoko

SPEKTROOM.ID, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI bersama Perwakilan RI di Timur Tengah, khususnya KBRI Amman di Yordania, dan KBRI Teheran di Iran, terus memonitor situasi dan dinamika di Iran dan Israel serta kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) di wilayah tersebut.

Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha menyatakan saat ini terdapat 386 WNI di Iran, mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa di Kota Qom, dan 194 WNI di Israel.

"Puluhan WNI tertahan di Israel, Yordania, dan Iran karena tutupnya wilayah udara dan terhentinya penerbangan, imbas eskalasi konflik tersebut" ujar Judha Nugraha dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (16/6/2025) malam

Judha menjelaskan WNI tersebut terdiri dari 42 WNI peziarah di Israel, 8 WNI jamaah haji di Yordania, dan 2 WNI peziarah di Teheran.

Konflik Israel dan Iran kian membahayakan kawasan Timur Tengah. Hingga kini, Israel maupun Iran belum menunjukkan tanda-tanda meredakan konflik. 

Perdana Menteri Israel, Netanyahu menegaskan bahwa serangan terhadap Iran akan terus berlanjut hingga program nuklir Teheran dihancurkan sepenuhnya. Sementara itu, Pemimpin Iran, Ayatollah Khamenei bersumpah bahwa Israel akan "dibawa menuju kehancuran."

Iran secara terbuka mengancam akan menyerang markas dan kapal militer milik Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis apabila ketiga negara tersebut terus membantu Israel dalam menangkis serangan balasan dari Teheran.

Ancaman tersebut disampaikan pada Sabtu (14/6/2025 ) melalui media pemerintah Iran, di tengah meningkatnya ketegangan akibat saling serang antara Iran dan Israel.

Peringatan Iran ini muncul setelah sejumlah pejabat Amerika Serikat dan Prancis menyatakan dukungan militer terhadap Israel. 

Presiden AS Donald Trump menyebut negaranya akan membantu Israel, sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menyatakan akan membela Israel dari serangan balasan Iran.

Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menekankan perlunya deeskalasi dan menyebut bahwa militer Inggris tidak memberikan bantuan langsung kepada Israel.

Di tengah situasi ini, rencana perundingan damai antara Iran dan AS yang sedianya digelar di Oman pada Minggu (15/6/2025) dikabarkan terancam batal. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, menyatakan, "Perundingan ini telah kehilangan makna," dikutip Mizan, media yang dikelola kehakiman Iran

Sebrlumnya, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar rapat darurat pada Jumat (13/6/2025 ) waktu setempat di markas besar PBB, New York, untuk membahas meningkatnya konflik militer antara Israel dan Iran. Namun, belum ada langkah nyata yang diambil PBB.

Iran menuduh Israel melakukan serangan yang kejam dan tidak berdasar. Duta Besar Iran untuk PBB Amir Iravani, menyebut tindakan Israel sebagai "kriminal dan barbar".

Sementara itu, Israel membela tindakannya dengan alasan keamanan nasional dan regional. Danny Danon, Duta Besar Israel, mengatakan bahwa negaranya bertindak untuk mencegah ancaman besar (hy)

Artikel terkait