Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
SPEKTROOM.ID - Tim pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung dipimpin Staff Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan (Ekubang), Zainal Abidin mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah (secara virtual) bertempat di Ruang Command Center Lt. II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Senin 16/06/2025).
Rakor Pengendalian Inflasi Daerah diawali dengan pengantar oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Komjen. Pol. Drs. Tomsi Tohir, M.Si selanjutnya disampaikan pemaparan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat yang disampaikan oleh Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik Dr. Pudji Ismartini, M.App.
Dalam paparannya Puji Ismartini mengatakan, secara umum di tahun 2021 s/d 2023 terjadi inflasi pada bulan dimana terjadi momen hari raya idul Adha, kecuali pada tahun 2024 mengalami deflasi.
(Foto : capture YouTube Kemendagri)
"Secara historis kita bisa bahwa tingkat inflasi pada momen hari raya idul Adha ini biasanya lebih rendah dibandingkan inflasi pada momen Ramadan maupun hari raya idul Fitri." katanya.
Pudji Ismartini juga menerangkan kecuali di Tahun 2022 di mana tingkat inflasi hari raya idul Adha lebih tinggi dibandingkan momen hari raya idul Fitri, karena memang hari raya idul fitrinya di awal bulan sehingga inflasi tingginya terjadi pada bulan Ramadan.
Sedangkan yang dominan mempengaruhi inflasi pada bulan dimana terjadi momen hari raya idul Adha, bahwa kelompok makanan minum dan tembakau merupakan kelompok yang seringkali menyumbang andil inflasi tertinggi di mana terjadi momen idul Adha, kecuali di tahun 2024 karena di tahun 2024 momen hari raya idul Adha nya ini mengalami deflasi.
"Dan kalau kita lihat bahwa komponen inti selalu menjadi pendorong inflasi, sementara komponen harga bergejolak untuk tahun 2021 sampai denan 2023 mengalami inflasi. Kemudian di tahun 2024 komponen harga bergejolak mengalami deflasi."terang dia lagi.
Sementara untuk bulan Juni 2024, terus Pudji, mengalami deflasi lebih disebabkan karena deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, yaitu khususnya untuk komoditas harga bawang merah tomat daging ayam ras dan telur ayam ras.
"Jadi komoditas inilah yang mendorong terjadinya deflasi pada Juni 2024 di mana terjadi momen hari raya idul Adha, demikian pula tahun 2025, idul Adha juga berlangsung dibulan Juni" tandasnya.
(Foto : capture YouTube Kemendagri)
Sementara diforum yang sama, yang disiarkan langsung oleh kanal YouTube Kemendagri, Deputy bidang Keanekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bappanas) Andiko Noto Susanto menjelaskan tentang ketersediaan bahan pangan khususnya beras.
Menurutnya perkembangan harga pangan tingkat produsen dan konsumen, di tingkat produsen dengan harga di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah kedelai biji kering lokal, karena mengalami penurunan 16,79 % dibanding Harga Acuan Pemerintah (HAP).
Kemudian juga harga Gabah Kering Giling (GKG) turun tipis 1,99% di bawah HAP, sedangkan di tingkat konsumen yang harganya di atas (Harga Eceran Tertinggi) HET yaitu bawang putih di Indonesia Timur, naik 35,57%.
"Tdak saja itu, daging kerbau beku daging impor juga naik 31,37%, beras medium di zona 3 naik 24,75% beras premium di zona 3 naik 14,39%, minyak goreng naik 12,38%, minyak kita naik 11,81% di atas medium di zona 2 naik 8,33% dan beras medium di sana satu naik 7,40% di atas HET." lanjut Andiko Noto Susanto merinci.
Namun demikian, Andiko mengingatkan untuk harga Livebird dan telur ayam ras di tingkat produsen harus diwaspadai.
Untuk harga Livebird dan telur ayam ras di tingkat produsen secara nasional itu berada di bawah HAP, Livebird sekarang di posisi 20 ribu 87 rupiah atau lebih rendah 19,65% di bawah HAP, kemudian telur ayam ras di 24.621 rupiah atau 7,09 % dibawah AHP.
"jadi ini sebenarnya patut kita waspadai jangan sampai terus menurun, sehingga mengakibatkan para produsennya agak kurang semangat memproduksi Livebird" pungkasnya. (@Ng).