Pencarian Berita

GDPR Compliance

We use cookies to ensure you get the best experience on our website. By continuing to use our site, you accept our use of cookies, Privacy Policy, and Terms of Service.

Shopping cart

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Ingin Belajar Mengelola Sampah, Wagub Jihan Kunjungi Temanggung.

Penulis: Anggoro Anantopuspo • Editor: Anggoro Anantopuspo

SPEKTROOM.ID - Wakil Gubernur Lampung, dr. Jihan Nurlela berkunjung ke Desa Tanurejo, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, untuk belajar mengenai pengelolaan sampah yang bisa menjadi produk komersil di Kota Tembakau ini.

Wagub Lampung Jihan Nurlela, mengapresiasi pengelolaan sampah di Desa Tanurejo, Bansari.

Dirinya melihat langsung proses pengelolaan sampah rumah tangga hingga menjadi pupuk yang bernilai jual. Terlebih, terdapat sejumlah alat memadai dan SDM mumpuni dalam mengelola sampah.

"Saya belajar di Temanggung. Karena di Desa ini sudah memiliki kemandirian pengelolaan sampah," ujarnya, Kamis (26/6/2025).

Jihan menyebut, pengelolaan dan penanganan sampah di Lampung masih 40 persen.

Untuk itulah Wagub menimba ilmu untuk mengetahui bagaimana cara mengolah sampah rumah tangga agar bernilai jual.

"Apalagi ini residunya sedikit. Semoga bisa diterapkan di Lampung dan bisa mengelola sampah lebih baik lagi," harapnya.

Sementara, Wakil Bupati Temanggung, drg. Nadia Muna menjelaskan, keunggulan TPS3R di Desa Tanurejo ini karena warganya bisa memilah sampah sendiri. Sehingga, petugas hanya mengambil sampah dan melakukan pengolahan di TPS.

"Kedatangan Ibu Wakil Gubernur Lampung ke sini sekaligus mempererat hubungan kerja sama. Semoga upaya dari Desa Tanurejo di Temanggung ini bermanfaat dan bisa menjadi contoh untuk daerah-daerah lainnya," jelasnya.

Dikutip dari Radar Magelang, Sekretaris TPS3R Berkah Mandiri Desa Tanurejo, Tanti Rahman menerangkan, dalam satu minggu bisa mengolah sampah hampir satu ton. Adapun sampah yang bisa diproduksi menjadi pupuk kompos mencapai 60 karung dalam ukuran 25 kilogram per bulan.

Selain itu, kompos tersebut bisa digunakan sebagai pupuk tanaman seperti cabai, kobis, bahkan tembakau.

"Kami berjuang sejak 2016 untuk TPS3R ini. Dan sekarang sudah punya produk kompos yang kadang kami salurkan ke masyarakat. Ada juga yang membeli," tambahnya.(@Ng)

Artikel terkait