Pencarian Berita

GDPR Compliance

We use cookies to ensure you get the best experience on our website. By continuing to use our site, you accept our use of cookies, Privacy Policy, and Terms of Service.

Shopping cart

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Khamim Tohari, Warga yang Jadi Wakil Rakyat: Mengawal Tulungrejo Menuju Panggung Dunia

Penulis: Buang Supeno • Editor: Buang Supeno

SPEKTROOM.ID - Dari lereng Gunung Arjuno yang berselimut kabut, sebuah desa tua menyimpan sejarah panjang dan kini menyita perhatian dunia.

Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, tak hanya dikenal sebagai kawasan sejuk dengan keindahan lanskap pertaniannya, tetapi juga sebagai desa bersejarah peninggalan Hindia Belanda. Di desa inilah berdiri kokoh bangunan-bangunan peninggalan kolonial, termasuk gedung Balai Desa yang hingga kini masih digunakan sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan sosial masyarakat.

Namun, sejarah tak membuat Tulungrejo hanya hidup dalam kenangan. Desa ini justru terus tumbuh dan berbenah, hingga akhirnya menjadi pemenang utama Responsible Tourism (RT) Award Southeast Asia (SEA) 2025, mengalahkan puluhan destinasi wisata unggulan dari berbagai negara Asia Tenggara. Sebuah pencapaian monumental yang membawa nama Tulungrejo, dan Kota Batu, ke pentas pariwisata internasional.

Bagi Khamim Tohari, anggota DPRD Kota Batu sekaligus warga asli Tulungrejo, keberhasilan ini memiliki makna ganda: sebagai bentuk kebanggaan atas kampung halamannya, dan sebagai panggilan tanggung jawab untuk terus mengawal pembangunan desa ke arah yang lebih baik.

“Sebagai warga Desa Tulungrejo, saya bangga desa saya maju dan berkembang, apalagi ada pengakuan dari dunia internasional,” ucapnya, Minggu ( 8/6/2025 ).

Khamim juga menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap program pembangunan.

“Kami pastikan setiap pembangunan berjalan secara terbuka dan jelas. Masyarakat harus tahu apa yang sedang dilakukan, dan anggaran harus digunakan secara bertanggung jawab,” tegasnya.

Lebih jauh, Khamim berharap penghargaan ini tak hanya berdampak pada citra desa, tapi juga pada peningkatan ekonomi masyarakat, terutama lewat sektor UMKM yang berbasis potensi lokal.

“Dengan makin banyaknya wisatawan yang datang, saya berharap penghasilan warga meningkat melalui pengembangan produk unggulan desa, seperti hasil pertanian, kerajinan, dan kuliner khas Tulungrejo,” ujarnya.

Balai Desa peninggalan Belanda yang dulu menjadi simbol kekuasaan kolonial, kini berubah menjadi saksi bisu transformasi sosial dan ekonomi masyarakat Tulungrejo. Dari desa tua yang sarat sejarah, kini muncul wajah baru: desa wisata berkelanjutan, yang menjaga warisan leluhur sambil membuka diri terhadap masa depan global.

Prestasi ini menunjukkan bahwa kekuatan sejati sebuah desa tak hanya terletak pada keindahan alam atau kekayaan sejarahnya, tetapi pada kemampuan warganya untuk menjaga, merawat, dan menghidupkan nilai-nilai itu demi kemajuan bersama. Dan Tulungrejo, sekali lagi, telah menjawab tantangan zaman itu—dengan tindakan, bukan sekadar wacana.( Eno )

Artikel terkait