Pencarian Berita

GDPR Compliance

We use cookies to ensure you get the best experience on our website. By continuing to use our site, you accept our use of cookies, Privacy Policy, and Terms of Service.

Shopping cart

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Jemaah Haji Terlantar di Muzdalifah - Mina, Kemenag Buka Suara

Penulis: Heriyoko • Editor: Heriyoko

SPEKTROOM.ID, Kegembiraan dirasakan sejumlah jamaah haji Indonesia yang telah usai menjalani ibadah Armuzna ( Arafah, Muzdalifah, Mina). Kemudian. mereka menunaikan tawaf Ifadah sebagai salah satu rukun haji. Dengan begitu, maka rangkaian haji mereka telah selesai.

"Alhamdulillah sudah selesai menunaikan ibadah Armuzna" ujar Fitriah, saat akan menunaikan tawaf Ifadah ke Masjidil Haram, kepada jurnalis Spektroom.id, Minggu (8/6/2025).

Ibadah Amuzna telah usai namun menurut jamaah embarkasi Jakarta ini masih menyisakan persoalan yaitu banyak jamaah yang terdampar di Muzdalifah sehingga jemaah jalan kaki cukup jauh ke Mina karena ketiadaan transportasi.

"Ini salah satu kekurangan pelayanan Ibadah haji tahun ini. Apa penyebab munculnya masalah ini" ? ungkap janaah yang memilih nafar awal yang selesai pada 12 Zulhijjah 1446 H.

Menanggapi masalah Jamaah Haji di Muzdalifah-Mina, Kementerian Agama melalui Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan jamaah

Hilman menjelaskan pemberangkatan jamaah haji dari Muzdalifah ke Mina sudah sesuai dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi, yaitu dimulai pukul 23.35 Waktu Arab Saudi (WAS), pada 10 Zulhijjah 1446 H. Namun terkendala di lapangan.

Pertama, ketidakkonsistenan jadwal bus karena ada ribuan bus yang dioperasionalkan dan antrian yang panjang. Sebab, setelah pukul 00.00 WAS, jadwal keberangkatan bus yang direncanakan terkendala di lapangan..

Kedua, Karena bus yang terlambat datang, sebagian jamaah memutuskan untuk membuka pintu keluar di Muzdalifah dan berjalan kaki menuju Mina. Hal ini memunculkan arus pergerakan spontan tanpa terkendali.

Ketiga, massifnya jamaah yang berjalan kaki. Pada Jumat (6/6/2025) pagi, jamaah dari berbagai maktab, memutuskan berjalan kaki karena khawatir tidak terjemput dari Muzdalifah hingga siang hari.

Untuk mengatasi masalah itu, Hilman mengungkapkan pihaknya menjalin koordinasi darurat dengan Kemenhaj Saudi

untuk mempercepat pengiriman bus ke Muzdalifah. Kemudian, pada pukul 08.50 WAS, empat kontainer bantuan datang di lokasi jamaah haji Indonesia di Muzdalifah,

"Upaya PPIH dengan mengintensifkan koordinasi, berhasil meminimalisir potensi dampak lebih buruk. Seluruh jemaah berhasil dievakuasi dari Muzdalifah pukul 09.40 WAS," pungkas Hilman (hy)


Artikel terkait