Pencarian Berita

GDPR Compliance

We use cookies to ensure you get the best experience on our website. By continuing to use our site, you accept our use of cookies, Privacy Policy, and Terms of Service.

Shopping cart

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Pengguna Media Sosial Di Indonesia Tinggi

Penulis: Murni Danang • Editor: Murni Danang

SPEKTROOM, ID - 52 %, dari populasi Penduduk di Indonesia, atau 143 juta orang, di Tahun 2025 tercatat menggunakan media sosial. 

Koordinator Wilayah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Soloraya, Erwina Tri Sulistyaningrum menyampaikan tingginya angka pengguna media sosial seharusnya diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang memadai.

Sejauh ini tidak semua kreator konten mencantumkan keterangan saat menggunakan AI, sehingga berpotensi menyesatkan publik, bahkan banyak masyarakat yang percaya pada konten padahal yang sesungguhnya hanya rekayasa teknologi.

Selain itu, peran semua pihak dalam memperkuat edukasi digital sangat diperlukan, karena tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah, tetapi juga perlu keterlibatan akademisi, media, dan masyarakat sipil dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat agar lebih cerdas dan kritis dalam menggunakan media sosial.

"Pemerintah memang sudsh punya.program seperti Makin Cakap Digital dari Kominfo, tapi perlu kesinambungan. eduksi ini penting agar masyarakat tidak mudah terjebak disinformasi dan kejahatan digital " jelas Erwina ( Senin 30/06/2025)


Senada, Pemerhati Media Sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Lukman Fahmi Djarwono, juga menyampaikan pentingnya edukasi literasi digital di tengah maraknya penggunaan media sosial di semua lapisan masyarakat.

Media sosial saat ini telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat, mulai dari individu hingga kelembagaan seperti RT dan RW yang kini banyak menggunakan grup WhatsApp atau media sosial lainnya untuk koordinasi.

Sehingga menurut lukman perlu ada pembekalan bagaimana menyikapi media sosial itu sendiri.

Di sisi lain fenomena meningkatnya konsumsi konten pendek seperti YouTube Shorts, Instagram Reels, dan TikTok. berdurasi singkat tersebut, menurutnya, kerap dikonsumsi tanpa pemahaman mendalam, terutama generasi muda yang berpotensi membentuk persepsi keliru terhadap realitas.


"Anak anak menjadikan video seperti slow living in Solo sebagai patokan hidup santai tanpa sekolah atau kerja itu ideal.Ini karena mereka mengkomsumsi informasi secara mentah " Ungkap Lukman

Lukman dan Erwina sepakat media sosial memiliki sisi positif dan negatif, tergantung bagaimana memanfaatkannya, bagi peggunanya.

Sehingga kesadaran literasi digital perlu ditanamkan sejak dini, termasuk di tingkat pendidikan dasar, agar masyarakat dapat menggunakan media sosial secara produktif dan bertanggung jawab.( Dan)

Artikel terkait