Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
SPEKTROOM.ID - Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen setiap tahunnya. Pemerintah menargetkan pada tahun 2045, pendapatan per kapita nasional dapat mencapai 30.000 dolar AS. Meskipun begitu, target ini bukan hal yang mudah dicapai, terutama karena pertumbuhan ekonomi juga harus mencerminkan kesejahteraan masyarakat secara merata.
“Kita saat ini masih berada di angka 5.000 dolar AS untuk pendapatan per kapita. Ini realitas yang harus kita ubah. Kita butuh lebih banyak wirausahawan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja yang produktif,” ujar Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), Teten Masduki, dalam kuliah umum bertajuk *“Masa Depan Perekonomian Bangsa”* yang diselenggarakan secara daring oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Jumat (11/10).
Teten menyampaikan bahwa sektor UMKM harus dioptimalkan untuk mengejar target ekonomi tersebut. Sekitar 97 persen dari total lapangan kerja berasal dari usaha kecil informal, yang umumnya masih memiliki produktivitas rendah. “Kita perlu memperkuat sektor UMKM agar mereka lebih kompetitif dan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja,” tegasnya.
Dalam upaya pemberdayaan tersebut, Kemenkop UKM bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mendampingi dan mengembangkan UMKM. Salah satu inisiatif unggulan adalah program Entrepreneur Hub, yang telah melahirkan sekitar 500 startup baru. Menurut Teten, program semacam ini penting sebagai jembatan antara pelaku usaha dengan investor. Ia menambahkan, akses terhadap inovasi, teknologi, dan digitalisasi menjadi faktor penting untuk meningkatkan daya saing UMKM.
Sementara itu, pakar manajemen dari FEB UGM, Rocky Adiguna, MBA., Ph.D., menyoroti rendahnya keinginan UMKM untuk berkembang sebagai tantangan besar. Menurutnya, keterbatasan akses teknologi, literasi digital yang masih rendah, serta margin keuntungan yang kecil membuat UMKM lebih fokus pada bertahan hidup ketimbang bertumbuh. “UMKM seringkali hanya bisa bertahan hidup, bukan berkembang. Oleh karena itu, perlu dibangun ekosistem yang mendukung mereka agar memiliki sumber daya yang lebih luas,” jelas Rocky.
Di sisi lain, Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM, Siti Azizah, menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan sejumlah program untuk mempercepat pertumbuhan UMKM, termasuk pendampingan, inkubasi bisnis, akses permodalan, hingga perluasan pasar ke luar negeri.
Azizah juga menegaskan bahwa kekhawatiran pelaku usaha terhadap permodalan tidak perlu menjadi hambatan utama. Pemerintah telah membuka berbagai jalur pendanaan, termasuk kerja sama dengan investor non-bank seperti angel investor dan platform *crowdfunding*. “Kami secara rutin mengadakan program pertemuan antara UMKM dan calon investor. Dari sekitar 2.400 startup yang ada, sebanyak 550 sudah tergabung dalam program kami, dan kami menargetkan tambahan 200 lagi ke depannya,” jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional masih berada pada angka 3,7 persen dan perlu ditingkatkan hingga 4 persen. Siti berharap, kemunculan usaha-usaha baru berbasis teknologi yang berkelanjutan akan menjadi katalis dalam menumbuhkan pelaku UMKM baru yang mampu berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi nasional.